Senin, 17 Oktober 2011

KAKI KUDA


Kaki Kuda

(Centella asiatica, (Linn), Urban.)
Sinonim :
Hydrocotyle asiatica, Linn. Pasequinus, Rumph.
Familia :
Umbelliferae
Uraian :
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit. 1. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 2.500 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 1.500 mm - 2.500 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan) : 9 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 3 bulan - 4 bulan · Suhu udara : 20' C - 25' C · Kelembapan : tinggi · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : pasir sampai liat · Drainase : sedang - baik · Kedalaman air tanah : 25 cm - 50 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : 5 cm - 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5 - 7 · Kesuburan : sedang 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Tanaman kaki kuda umumnya dikenal sebagai tumbuhan liar. Meskipun demikian tanaman ini dapat diperbanyak melalui stek batang. · Buat lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm · Stek bibit ditanam pada lubang tersebut dengan dengan jarak tanam 1 m x 1 m. · Batangnya tumbuh merayap,menghasilkan cabang-cabang yang membentuk rumpun yang menutupi tanah. · Di daerah Jawa Barat, tanaman kaki kuda kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan teh.

Nama Lokal :
Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera); 

Apel


Apel

(Pyrus malus, Linn)
Sinonim :
= Malus sylvestris, Mill
Familia :
Rosaceae
Uraian :
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.

Nama Lokal :
Apel (Indonesia, Malang), Apple (Inggris), Appel (Perancis);; 

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kencing manis (diabetes mellitus), Diare;
Pemanfaatan :
Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Buah apel (Pyrus malus) selain mempunyai kandungan senyawa pektin juga mengandung zat gizi, antara lain (per 100 gram) : - Kalori 58 kalori - Hidrat arang 14,9 gram - Lemak 0,4 gram - Protein 0,3 gram - Kalsium 6 mg - Fosfor 10 mg - Besi 0,3 mg - Vitamin A 90 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 5 mg - dan Air 84 %

Jumat, 07 Oktober 2011

Pohon Trembesi

Pohon Trembesi (Ki Hujan) Serap 28 Ton CO2

Trembesi (Albizia saman sinonim Samanea saman) disebut juga Pohon Hujan atau Ki Hujan merupakan tumbuhan pohon besar dengan ketinggian hingga 20 meter dan tajuknya yang sangat lebar. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai jaringan akar yang luas sehingga kurang cocok ditanam di pekarangan karena bisa merusak bangunan dan jalan.
Akhir-akhir ini pemerintah, dalam rangka gerakan one man one tree menggalakkan penanaman pohon Trembesi (Ki Hujan) di seluruh wilayah Indonesia karena diyakini dari satu batang Trembesi dewasa mampu menyerap 28 ton karbondioksida (CO2) pertahunnya. Bahkan di Istana Negara, terdapat 2 batang pohon Trembesi yang ditanam oleh presiden pertama RI, Ir. Soekarno yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.
Pohon Trembesi (Albizia saman) disebut juga sebagai Pohon Hujan atau Ki Hujan lantaran air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Di beberapa daerah di Indonesia tanaman pohon ini sering disebut sebagai Kayu Ambon (Melayu), Trembesi, Munggur, Punggur, Meh (Jawa), Ki Hujan (Sunda).
Dalam bahasa Inggris pohon ini mempunyai beberapa nama seperti, East Indian Walnut, Rain Tree, Saman Tree, Acacia Preta, dan False Powder Puff. Di beberapa negara Pohon Trembesi ini disebut Pukul Lima (Malaysia), Jamjuree (Thailand), Cay Mura (Vietnam), Vilaiti Siris (India), Bhagaya Mara (Kanada), Algarrobo (Kuba), Campano (Kolombia), Regenbaum (Jerman), Chorona (Portugis)
Tumbuhan ini diperkirakan berasal dari Meksiko, Peru dan Brazil namun sekarang telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis termasuk ke Indonesia.
Ciri-ciri Pohon Trembesi. Pohon Trembesi (Ki Hujan) mempunyai batang yang besar, bulat dan tinggi antara 10-20 meter. Permukaan batangnya beralur, kasar dan berwarna coklat kehitam-hitaman.
Daunnya majemuk dan menyirip ganda. Tiap helai daun berbentuk bulat memanjang dengan panjang antara 2-6 cm dan lebar antara 1-4 cm dengan tepi daun rata. Warna daun hijau dengan permukaan licin dan tulang daun menyirip.
Bunga Trembesi berwarna merah kekuningan. Buahnya berwarna hitam berbentuk polong dengan panjang antara 30-40 cm. Dalam buah terdapat beberapa biji yang keras berbentuk lonjong dengan panjang sekitar 5 mm berwarna coklat kehitaman.
Pemanfaatan Pohon Trembesi. Pohon Trembesi (Albizia saman) banyak ditanam di pinggir jalan dan pekarangan yang luas sebagai pohon peneduh. Oleh Perum Perhutani, Pohon Trembesi banyak ditanam sebagai peneduh di Tempat Penimbunan Kayu (TPK).
Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal, pohon ini dipercaya mampu memberikan kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara dan ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang Pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya.
Batang Trembesi dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa disebut “Mindhik” (Siter atau Godril) selain dapat dibuat makanan ringan (semacam kwaci) juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh dengan air panas. Daunnyapun ternyata mempunyai khasiat untuk mengobati penyakit kulit.
Sayangnya pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar dan luas sehingga sering kali merusak bangunan di sekitarnya. Selain itu tajuknya yang lebar dan daunnya yang rimbun sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di bawahnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Upafamili: Mimosoideae; Genus: Albizia; Spesies: Albizia saman; Nama binomial: Albizia saman (Jacq.) Merr.
Referensi: wikipedia, zipcodezoo, www.setneg.go.id, http://alamendah.wordpress.com/

Tanaman Penyerap Karbondioksida

Tanaman Penyerap Karbondioksida

Tanaman merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara. Bahkan beberapa diantara tanaman-tanaman itu sangat jago, mempunyai kemampuan besar, untuk menyerap karbondioksida (CO2). Pohon trembesi (Samanea saman), dan Cassia (Cassia sp) merupakan salah satu contoh tumbuhan yang kemampuan menyerap CO2-nya sangat besar hingga mencapai ribuan kg/tahun.
Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosistesis untuk membentuk zat makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang kemudian di rubah menjadi glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Kesemua proses ini berlangsung di klorofil. Kemampuan tanaman sebagai penyerap karbondioksida akan berbeda-beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya serap karbondioksida. Diantaranya ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil ditentukan berdasarkan banyak sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil. Semakin besar tingkat magnesium, daun akan berwarna hijau gelap.
Daya serap karbondioksida sebuah pohon juga ditentukan oleh luas keseluruhan daun, umur daun, dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu, Pohon-pohon yang berbunga dan berbuah memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih tinggi sehingga mampu sebagai penyerap karbondioksida yang lebih baik. Faktor lainnya yang ikut menentukan daya serap karbondioksida adalah suhu, dan sinar matahari, ketersediaan air.
Trembesi Juara Pohon Penyerap Korbondioksida. Adalah Endes N. Dahlan, seorang dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang melakukan penelitian daya serap karbondioksida pada berbagai jenis pohon. Penelitian yang dilakukan pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman) terbukti menyerap paling banyak karbondioksida. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.
Pohon trembesi jayoan penyerap karbondioksida (gambar: alamendah)
Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman yang mempunyai kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbondioksida (CO2). Pohon-pohon itu diantaranya adalah cassia, kenanga, pingku, beringin, krey payung, matoa, mahoni, dan berbagai jenis tanaman lainnya.
Daftar Pohon Penyerap Karbondioksida. Berikut merupakan daftar tanaman yang mempunyai daya serap karbondioksida yang tinggi berdasarkan hasil riset Endes N. Dahlan. (No, nama pohon, nama latin, daya serap).
  1. Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun
  2. Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun
  3. Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun
  4. Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun
  5. Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun
  6. Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun
  7. Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun
  8. Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun
  9. Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun
  10. Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun
  11. Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun
  12. Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun
  13. Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun
  14. Sirsak, Annona muricata, 75,29 kg/tahun
  15. Puspa, Schima wallichii, 63,31 kg/tahun
  16. Akasia, Acacia auriculiformis, 48,68 kg/tahun
  17. Flamboyan, Delonix regia, 42,20 kg/tahun
  18. Sawo kecik, Maniilkara kauki, 36,19 kg/tahun
  19. Tanjung, Mimusops elengi, 34,29 kg/tahun
  20. Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, 30,95 kg/tahun
  21. Sempur, Dilenia retusa, 24,24 kg/tahun
  22. Khaya, Khaya anthotheca, 21,90 kg/tahun
  23. Merbau pantai, Intsia bijuga, 19,25 kg/tahun
  24. Akasia, Acacia mangium, 15,19 kg/tahun
  25. Angsana, Pterocarpus indicus, 11,12 kg/tahun
  26. Asam kranji, Pithecelobium dulce, 8,48 kg/tahun
  27. Saputangan, Maniltoa grandiflora, 8,26 kg/tahun
  28. Dadap merah, Erythrina cristagalli, 4,55 kg/tahun
  29. Rambutan, Nephelium lappaceum, 2,19 kg/tahun
  30. Asam, Tamarindus indica, 1,49 kg/tahun
  31. Kempas, Coompasia excelsa, 0,20 kg/tahun
Tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah jagoan penyerap karbondioksida berdasarkan riset yang dilakukan oleh Endes N. Dahlan yang dipublish awal 2008. Tidak menutup kemungkinan masih terdapat pohon-pohon lain yang mempunyai kemampuan daya serap karbondioksida yang lebih tinggi.
Namun, upaya yang dilakukan Endes N. Dahlan ini patut kita acungi jempol yang membuat kita dapat lebih tepat memilih tanaman yang mempunyai kemampuan ekstra sebagai penyerap karbondioksida dalam upaya mengurangi polusi udara dan mengurangi dampak pemanasan global.
Referensi:
  • Sardi Duryatmo. “Para Jagoan Serap Karbondioksida”; Trubus 459, Februari 2008
  • id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesis
  • alamendah.wordpress.com/2009/12/26/pohon-trembesi-ki-hujan-serap-28-ton-co2
Baca artikel tentang alam lainnya:

Daftar Nama Tumbuhan (Tanaman) dan Nama Latin

Daftar Nama Tumbuhan (Tanaman) dan Nama Latin

Daftar nama tumbuhan (tanaman) dan nama latin ini sebagai kumpulan nama tumbuhan (flora) yang dilengkapi dengan nama latin (ilmiah). Seratusan nama tanaman lengkap dengan nama latinnya saya susun sebagai daftar.
Daftar dalam artikel ini merupakan permintaan keponakan saya yang menanyakan nama tumbuhan beserta nama latinnya. Dari pada susah nulis hanya untuk dikirim pada satu orang via email, saya pikir akan lebih baik jika tumbuhan dan nama latin ini saya posting di blog sekalian. Siapa tahu ada yang membutuhkan.
Berikut daftar nama latin dari berbagai tumbuhan atau tanaman yang kesemuanya dapat ditemukan di Indonesia.
Nama Tanaman Hias atau Bunga dan Nama Latin
Nama Tumbuhan Obat dan Nama Latin
  • Ciplukan (Physalis angulata)
  • Gambir (Uncaria gambir)
  • Mengkudu (Morinda citrifolia)
  • Sirih (Piper betle)
  • Zodia (Evodia suaveolens)
Nama Tumbuhan Buah dan Nama Latin
  • Alpukat (Persea americana)
  • Apel (Pyrus malus)
  • Belimbing Manis (Averrhoa carambola)
  • Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)
  • Ceremai (Phyllanthus acidus)
  • Delima (Punica granatum)
  • Durian (Durio zibethinus)
  • Duwet (Syzygium cumini)
  • Gayam (Inocarpus fagiferus)
  • Jambu Air (Eugenia aquea)
  • Jeruk Manis (Citrus sinensis)
  • Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)
  • Kasturi (Mangifera casturi)
  • Kawista (Limonia acidissima)
  • Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum)
  • Kemang (Mangifera kemanga)
  • Kelapa (Cocos nucifera)
  • Kepa (Syzygium polycephalum)
  • Kepel (Stelechocarpus burahol)
  • Kersen (Muntingia calabura)
  • Korma rawa (Phoenix paludosa)
  • Lontar (Borassus flabellifer)
  • Mangga (Mangifera indica)
  • Manggis (Garcinia mangostana)
  • Matoa (Pometia pinnata)
  • Menteng (Baccaurea racemosa)
  • Mundu (Garcinia dulcis)
  • Nam Nam (Cynometra cauliflora)
  • Nangka (Artocarpus heterophyllus)
  • Pisang (Musa paradisiaca)
  • Pepaya (Carica papaya)
  • Rambutan (Nephelium lappaceum)
  • Salak (Salacca zalacca)
  • Sawo Kecik (Manilkara kauki)
  • Sawo Manila (Manilkara zapota)
    Durian atau Duren (Durio zibethinus)
    Durian atau Duren (Durio zibethinus
Nama Tanaman Keras dan Nama Latin
  • Ajan Kelicung (Diospyros macrophylla)
  • Andalas (Morus macroura)
  • Baobab (Adansonia Digitata)
  • Bintaro (Cerbera manghas)
  • Eboni (Diospyros celebica)
  • Gaharu (Aquilaria moluccensis)
  • Gandaria (Bouea macrophylla)
  • Jati (Tectona grandis)
  • Karet (Hevea braziliensis)
  • Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
  • Kenari (Canarium ovatum)
  • Kendal (Cordia bantamensis)
  • Kepuh (Sterculia foetida)
  • Kokoleceran (Vatica bantamensis)
  • Limpasu (Baccaurea lanceolata)
  • Maja (Aegle marmelos)
  • Majegau (Dysoxylum densiflorum)
  • Nagasari (Palaquium rostratum)
  • Trembesi (Albizia saman Sin. Samanea saman)
Nama Tanaman Umbi dan Rimpang dan Nama Latin
  • Jahe (Zingiber officinale)
  • Bengkuang (Pachyrhizus erosus)
  • Garut (Maranta arundinacea)
  • Ganyong (Canna edulis)
  • Kedawung (Parkia roxburghii)
  • Lengkuas (Alpinia galanga)
  • Singkong (Manihot esculenta)
  • Ubi Jalar (Ipomoea batatas)
Tumbuhan Rempah dan Nama Latin
  1. Asam Jawa (Tamarindus indica)
  2. Bawang Merah (Allium cepa)
  3. Bawang Putih (Allium sativum)
  4. Cabai (Capsicum annum)
  5. Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
  6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
  7. Kencur (Kaempferia galanga)
  8. Lada (Piper nigrum)
  9. Pala (Myristica fragrans)
Tumbuhan Lainnya dan Nama Latin
  • Jagung (Zea mays)
  • Kacang Hijau (Vigna radiata)
  • Kacang Kapri (Pisum sativum)
  • Kacang Merah (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Panjang (Phaseolus vulgaris)
  • Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
  • Kentang (Solanum tuberosum)
  • Kesambi (Schleichera oleosa)
  • Padi (Oryza sativa)
  • Petai Cina (Leucaena leucocephala)
  • Terung (Solanum melongena)
  • Tuba (Derris elliptica)
Selain itu bisa dilihat juga daftar nama latin dari tumbuhan-tumbuhan:
referensi :
http://alamendah.wordpress.com

Aneka Spesies Tanaman Endemik Indonesia

Aneka Spesies Tanaman Endemik Indonesia ini merupakan seri ketiga dari daftar tanaman endemik di Indonesia. Sebelumnya telah saya publish artikel tentang Daftar Tumbuhan Endemik Indonesia yang berisi 68 jenis tanaman endemik Indonesia yang nama latinnya di awali huruf “A” hingga “M”.
Kemudian artikel berjudul Daftar Flora Endemik Indonesia yang berisikan 30 spesies tumbuhan endemik dengan nama latin berawalan huruf “N” hingga “R”. Dan di seri ketiga ini saya sajikan daftar aneka tanaman endemik Indonesia yang mempunyai nama latin berawalan huruf “S” hingga “Z”.
Mengenai pengertian spesies endemik sobat dapat mempelajarinya di artikel berjudul Pengertian Spesies Asli, Endemik, dan Introduksi.
Berikut ini aneka spesies tanaman endemik Indonesia yang diurutkan berdasarkan nama ilmiah (diawali huruf “S” hingga “Z”). Daftar juga dilengkapi dengan nama lokal, daerah persebaran (range description) dan status konservasi dalam IUCN Redlist.
  1. Santalum album (Cendana atau Sandalwood); Dipercaya endemik Nusa Tenggara Timur tapi kini tersebar di barbagai daerah di Indonesia hingga China. Status konservasi IUCN Red List.
  2. Saraca celebica (Sejenis Ashoka); Tanaman endemik Sulawesi dengan status IUCN Red List Near Threatened.
  3. Saurauia bogoriensis; Endemik Jawa Barat dengan status IUCN Red List Critically Endangered.
  4. Saurauia bracteosa (Lotrok); Endemik Jawa dan Bali dengan status IUCN Red List Vulnerable.
  5. Saurauia cauliflora (Ki Leho Beureum); Tanaman endemik pulau Jawa dengan status IUCN Red List Vulnerable.
  6. Schefflera apiculata; Endemik Maluku dengan status IUCN Red List Data Deficient.
  7. Schefflera fastigiata; Endemik Nusa Kambambangan dan Ujung Kulon (Jawa) dengan status IUCN Red List Endangered.
    Schefflera fastigiata
    Schefflera fastigiata, salah satu spesies tanaman endemik Jawa
  8. Schefflera multifoliolata; Tanaman endemik Sumatera dengan status IUCN Red List Endangered.
  9. Shorea balangeran (Meranti Merah, Belangeran, Balau Merah, Red Balau); Tanaman endemik pulau Sumatera dan Kalimantan dengan status IUCN Red List Critically Endangered.
  10. Shorea cara (sejenis Meranti); Endemik pulau Jawa dengan status IUCN Red List Data Deficient.
  11. Shorea conica (sejenis Meranti); Endemik pulau Sumatera dengan status IUCN Red List Critically Endangered.
  12. Shorea domatiosa (Selangan batu mata-mata); Endemik pulau Kalimantan dengan status IUCN Red List Endangered.
  13. Shorea montigena (Meranti Putih, Meranti Maluku); Endemik Maluku dan Sulawesi dengan status IUCN Red List Critically Endangered.
  14. Shorea platyclados (Meranti Batu, Seraya Bukit, Dark Red Meranti); Tanaman endemik Sumatera dengan status IUCN Red List Endangered.
  15. Shorea rugosa (Meranti Merah, Seraya Buaya Hantu, Dark Red Meranti); Tanaman endemik pulau Kalimantan dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  16. Shorea selanica (Meranti Maluku); Tanaman endemik kepulauan Maluku dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  17. Sympetalandra schmutzii; Endemik kepulauan Nusa Tenggara dengan status IUCN Red List Vulnerable.
  18. Symplocos costata (Kigledog, Aten Manuk, Kesenger); Endemik Sumatera dengan status IUCN Red List Vulnerable.
  19. Symplocos fasciculata (Jirak, Jirek Wulu, Jirek Sasah); Endemik Jawa.
  20. Syzygium ampliflorum (suku Jambu-jambuan); Endemik Jawa dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  21. Syzygium discophorum (suku Jambu-jambuan); Endemik Jawa Tengah dengan status IUCN Red List Endangered.
  22. Terminalia kangeanensis; Tanaman endemik Karimunjawa dan Kangean dengan status IUCN Red List Vulnerable.
  23. Vatica bantamensis (Kokoleceran, Resak Banten); Tanaman endemik Ujung Kulon, Banten dengan status IUCN Red List Endangered.
  24. Vatica cauliflora (Resak); Endemik Kalimantan dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  25. Vatica flavovirens (Giam Hulodere); Tanaman endemik Sulawesi dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  26. Vatica obovata (Resak); Endemik pulau Sumatera dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  27. Vatica pentandra; Endemik Kalimantan dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  28. Vatica soepadmoi; Tanaman endemik Sumatera dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  29. Vatica teysmanniana; Endemik Sumatera dan Bangka dengan status IUCN Red List Citically Endangered.
  30. Vavaea bantamensis; Endemik Jawa dengan status IUCN Red List Data Deficient.
  31. Zanthoxylum penjualensis (Panjalu); Endemik Jawa Barat.
Satu yang harus diingat, daftar dalam tiga seri tulisan ini belum kesemua jenis tanaman endemik yang terdapat di Indonesia. Masih banyak nama tanaman endemik Indonesia lainnya yang belum tercantum di sini. Daftar ini hanya diprioritaskan pada tanaman-tanaman endemik yang memiliki status keterancaman (terancam punah) berdasarkan data IUCN Red List.
Semoga daftar aneka spesies tanaman endemik Indonesia dapat membantu kita mengenal kekayaan alam Indonesia.
Referensi :
  • www.iucnredlist.org
  • en.wikipedia.org
    http://alamendah.wordpress.com

Buah Kepel

Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon Kepel yang dipercaya mempunyai nilai filosofi adhiluhung ini merupakan flora identitas provinsi Daerah Istimewa Jogyakarta.

Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) di beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, burahol, dan turalak. Dalam bahasa Inggris tumbuhan langka ini dikela sebagai Kepel Aple. Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) disebut Stelechocarpus burahol.

Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.

Ciri-ciri Kepel. Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) mempunyai tinggi hingga 25 m dengan diameter batang mencapai 40 cm. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.

Daun Kepel tunggal, lonjong meruncing dengan panjang antara 12 – 27 cm dan lebar 5 – 9 cm. Warna daun Kepel hijau gelap. Bunga berkelamin tunggal, harum. Bunga jantan terdapat pada batang bagian atas atau cabang yang tua bergerombol antara 8 sampai 16. Sedangkan bunga betina hanya terdapat pada batang bagian bawah.



Pohon kepel (Stelechocarpus burahol)

Buah Kepel tumbuh memenuhi batang pohonnya. Bentuk buah Kepel bulat lonjong dengan bagian pangkal agak meruncing. Warna buah Kepel (Stelechocarpus burahol) coklat agak keabu-abuan, dan ketika sudah tua akan berubah menjadi coklat tua. Daging buah berwarna agak kekuningan sampai kecoklatan membungkus biji yang berukuran cukup besar. Rasa buah Kepel manis.

Habitat dan Persebaran. Pohon Kepel atau Burahol tersebar di kawasan Asia Tenggara mulai dari Malaysia, Indonesia hingga Kepulauan Solomon bahkan Australia. Di Indonesia, terutama di Jawa, Pohon Kepel mulai jarang dan langka.

Pohon Kepel dapat tumbuh di habitat yang berupa hutan sekunder yang terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl.

Konservasi Pohon Kepel. Pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) menjadi salah satu pohon yang langka. Kelangkaan tanaman ini lebih disebabkan oleh adanya anggapan pohon ini sebagai pohon keraton yang hanya pantas di tanam di istana. Rakyat jelata, khususnya masyarakat Jawa akan merasa takut mendapatkan tuah (kuwalat) jika menanam pohon ini.

Selain itu, sebagian masyarakat juga merasa buah ini malas untuk membudidayakannya. Meskipun memiliki rasa yang manis tetapi sebagian besar isi buah dipenuhi biji sehingga mengurangi minat orang untuk membudidayakannya.

Kini, pohon langka ini masih dapat ditemui di kawasan keraton Yogyakarta, TMII, Taman Kiai Langgeng Magelang, dan Kebun Raya Bogor.

Filosofi dan Manfaat Kepel. Buah Kepel (Stelechocarpus burahol) yang buahnya seukuran kepalan tangan orang dewasa mempunyai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik karena seperti tangan yang terkepal.

Buah Kepel sejak zaman dahulu telah dipergunakan oleh para putri keraton sebagai penghilang bau badan dan pewangi badan. Selain itu juga dipercaya sebagai salah satu sarana kontrasepsi sebagai sterilitas wanita (KB).

Daging buah kepel dipercaya mempunyai khasiat memperlancar air kencing, mencegah inflamasi ginjal. Kayu pohon Kepel (Stelechocarpus burahol) dapat digunakan sebagai bahan industri atau bahan perabot rumah tangga dan bahan bangunan yang tahan lebih dari 50 tahun. Daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat. Lalap daun kepel mampu menurunkan kadar kolesterol.

Sebuah ironi, pohon Kepel yang sarat filosofi dan manfaat lagi digemari oleh para putri keraton justru pohon tersebut menjadi langka dan terancam punah lantaran rakyat jelata takut kuwalat jika ikut menanamnya. Adakah ini menyiratkan kepada kita bahwa kita tidak boleh terlalu menggantungkan asa pada para penguasa. Kitalah, segenap rakyat yang bisa menentukan lestari tidaknya alam ini termasuk pohon Kepel, pohon Burahol.

Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Plantae. Filum: Magnoliophyta. Kelas: Magnoliopsida. Ordo: Fabales. Famili: Annonaceae. Genus: Stelechocarpus. Spesies: Stelechocarpus burahol.

Referensi:
www.proseanet.org; www.iwf.or.id; Gambar: www.iwf.or.id;
http://alamendah.wordpress.com

Rukam atau Rukem

Rukam atau Rukem adalah nama pohon penghasil buah yang konon merupakan tanaman asli Indonesia. Pohon Rukam yang dalam bahasa latin disebut Flacourtia rukam yang mulai langka di Indonesia memiliki tata cara unik bagi yang ingin makan buahnya. Buag Rukam harus dipijit-pijit dulu sebelum dimakan untuk menghilangkan rasa sepat buah langka ini.

Pohon dan buah Rukam di beberapa daerah di Indonesia disebut juga sebagai Rukem, Ganda Rukem, Gerendang (Jawa), klang tatah kutang (Kalimantan). Dalam bahasa Inggris buah Rukan atau Rukem ini disebut Indian Prune. Di beberapa negara lain, beberapa nama diberikan seperti; Rukam (Filipina) Ta Khop Thai (Thailand), Rukam Manis, Rukam Gajah, Rukem (Malaysia), Jawa Rukamu (Jepang). Sedangkan dalam basa latin tanaman langka ini disebut sebagai Flacourtia rukam atau juga (sinonim) Flacourtia euphlebia.

Rukam (Flacourtia rukam) terdapat di daerah Asia Tenggara dan juga India. Pohon ini tumbuh di daerah tropika basah sampai pada ketinggian 1500 m dpl. Namun di alam liar ditemukan dapat tumbuh pada ketinggian 2100 m dpl. Habitat alaminya di hutan primer dan sekunder. Tanaman ini mempunyai adaptasi yang cukup terhadap kisaran suhu, curah hujan dan kondisi tanah.

Diskripsi Rukam. Tinggi pohon Rukam atau Rukem mencapai 20 m dengan batang dan cabang-cabang biasanya berlekuk (bengkok-bengkok) dan beralur. Pada batang Rukam terdapat duri-duri yang panjangnya bisa mencapai 10 cm.



Buah Rukam (Flacourtia rukam) yang masih muda

Daun Rukam atau Rukem berbentuk bundar telur lonjong atau lonjong melanset dengan panjang antara 10 – 18 cm dan lebar antara 4 – 9 cm. Pinggiran daun bergerigi kasar. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilat. Saat masih muda daun pohon Rukan berwarna merah kecoklatan.

Perbungaan Rukam (Flacourtia rukam) berbentuk tandan dengan sedikit bunga, berukuran pendek, berada di ketiak daun, berbulu halus; gagang bunga panjangnya 3-4 mm. Bunga Rukam atau Rukem berwarna kuning kehijau-hijauan, umumnya berkelamin tunggal.

Buah Rukam bertipe buah buni yang bentuknya bulat, bulat gepeng sampai bulat telur sungsang dengan diameter 2-2,5 cm. Buah berwarna hijau muda sampai merah jambu atau hijau-lembayung sampai merah tua. Buah Rukem memiliki daging buah berwarna keputih-putihan. Pada ujung buah masih ada bekas tangkai putik kecil-kecil sebanyak 4-8, mirip paruh, dalam bentuk lingkaran. Buah Rukem berbiji pipih, sebanyak 4-7 butir. Buah langka ini banyak mengandung air yang asam rasanya.

Pemanfaatan Rukam. Buah Rukam atau Rukem (Flacourtia rukam) dapat dimakan langsung tetapi agak berasa sepat. Untuk menghilangkan rasa sepat ini buah Rukam musti dipijit-pijit terlebih dahulu hingga berasa agak lunak kemudian baru dimakan.



Buah Rukam yang telah masak

Buah rukem dapat pula dijadikan rujak dan asinan, atau dicampur gula dijadikan selai. Buah yang masih muda dapat digunakan sebagai ramuan obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati diare dan disentri.

Daun muda Rukam dapat dimakan mentah sebagai lalap. Air perasan daunnya dipakai untuk mengobati kelopak mata yang bengkak. Di Filipina, seduhan akar Rukam diminum oleh wanita yang baru saja melahirkan. Kayu rukam keras dan kuat, dapat digunakan untuk membuat perabot rumah tangga, seperti alu dan mebel.

Pijit Dulu Baru Makan. Aktifitas memijit-mijit buah Rukam sebelum memakannya agar rasa sepat yang terdapat pada buah ini terkurangi semakin hari semakin langka seiring dengan makin langkanya tanaman ini. Padahal saat badan saya pegal-pegal seperti ini saya ingin sekali dipijit-pijit sambil memijit-mijit buah Ganda Rukem (Rukam).

Klasifikasi ilmiah; Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Malpighiales; Famili: Salicaceae; Bangsa: Flacourtieae; Genus: Flacourtia; Spesies: Flacourtia rukam; Nama binomial Flacourtia rukam.

Referensi:
zipcodezoo.com/Plants/F/Flacourtia_rukam;
www.proseanet.org/prohati2;
http://alamendah.wordpress.com

MUNDU

Mundu atau Garcinia dulcis merupakan sejenis pohon buah-buahan yang semakin langka anggota genus Garcinia yang berkerabat dekat dengan manggis (Garcinia mangostana) dan asem kandis (Garcinia parvifolia). Mundu dipercaya sebagai tanaman buah asli Indonesia yang hanya tumbuh di Jawa dan sebagian Kalimantan, meskipun tumbuhan ini juga tumbuh di Filipina dan Thailand.

Mundu di Jawa disebut juga rata, baros atau klendeng dalam bahasa Sunda dikenal sebagai jawura atau golodogpanto. Dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan sebutan yang sama, mundu atau moendoe. Di Filipina disebut sebagai biniti atau bagalot, sedangkan di Thailand dikenal sebagai maphut. Dalam bahasa latin (ilmiah), mundu disebut Garcinia dulcis yang bersinonim dengan Garcinia longifolia, dan Xanthochymus javanensis.

Diskripsi dan Persebaran. Tumbuhan mundu (Garcinia dulcis) berupa pohon berbatang pendek dengan tinggi maksimal 13-15 meter dengan tajuk yang mengerucut ke atas. Batangnya mempunyai kulit berwarna coklat dan mempunyai semacam getah berwarna putih yang akan berubah menjadi coklat pucat saat kering. Batang mundu ditumbuhi banyak ranting berbentuk hampir persegi empat yang mudah patah dan berbulu halus.



Buah mundu, hati-hati saat memakannya

Daun mundu berbentuk bundar telur sampai lonjong jorong, panjang 10 – 30 cm dan lebar 3,5 – 14 cm, hijau pucat bila muda, permukaan atas hijau gelap dan mengkilat, pada bagian bawah dengan tulang tengah yang menonjol dan keras, urat-urat daun banyak dan paralel, panjang tangkai daun sampai 2 cm. Bunga mundu muncul di dekat pangkal daun berwarna kuning keputihan dan berbau harum.

Buah mundu berbentuk bulat dengan ujung atas dan bawah agak meruncing dengan diameter antara 5-8 cm. Buah berwarna hijau muda saat masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak. Buah mundu (Garcinia dulcis) memiliki 1-5 biji berukuran 2,5 cm berwarna coklat. Daging buah mundu berwarna kuning dan mengandung banyak air. Rasa buahnya manis agak masam.

Pohon mundu tumbuh di Indonesia (Jawa dan sebagian Kalimantan) dan telah ditanam di negara-negara di Asia Tenggara seperti Thailand dan Filipina. Habitatnya adalah daerah dataran rendah hingga ketinggian 500 meter dpl.

Manfaat. Buah mundu dapat dimakan langsung dan diolah menjadi selai bahkan sebagai campuran jamu tradisional. Sedangkan kayu dan kulitnya, dahulu sering dipakai sebagai campuran pembuat warna hijau alami.

Yang perlu diperhatikan ketika memakan buah mundu secara langsung adalah getahnya. Buah yang banyak mengandung vitamin C ini memiliki getah yang kuat yang dapat membuat iritasi ringan di bibir bagi yang tidak terbiasa. Karena itu, jika hendak memakannya lebih baik mengupas dan mencucinya terlebih dahulu sehingga getah buah langka ini hilang dulu.

Penasaran dengan buah mundu nan langka ini?. Sobat-sobat yang ada di Jawa Timur mungkin masih bisa menjumpainya di depan Gelora Sepuluh November. Di sana terdapat Taman Mundu dengan sepasang pohon mundu yang ditanam sebagai ikon taman, semoga lestari.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Theales; Famili: Clusiaceae; Genus: Garcinia; Spesies: Garcinia dulcis

Nama Binomial: Garcinia dulcis; Nama Indonesia: Mundu

Referensi: www.plantamor.com; www.proseanet.org;

Namnam atau Kopi Anjing

Buah namnam atau kopi anjing atau sawo pancukan memang eksotis. Seperti buah kepel, pohon bernama latin Cynometra cauliflora ini buahnya terdapat di batangnya. Jadi jangan berharap bisa memanjatnya ketika ingin memetik buah namnam ini.

Eksotis melihat buah namnam (kopi anjing) yang coklat kekuningan berkerut-kerut (keriput) berpadu dengan bunganya yang merah jambu pucat atau putih bermunculan di batangnya yang berwarna coklat pula.



Daun pohon namnam (Cynometra cauliflora)

Pohon penghasil buah berasa masam ini secara umum dikenal sebagai namnam. Dalam beberapa bahasa daerah dikenal juga sebagai namu-namu (Manado dan Maluku), namo-namo (Ternate), namet (Halmahera), namute, lamute, lamuta, klamute (Maluku bagian tengah), arepa (Bugis), dan puti anjeng (Makasar).

Di Sunda buah namnam dikenal sebagai pukih. Juga sebagai kopi anjing, namnam (Sunda, Jawa, dan Madura), puci anggi (Bima), kuwanjo (Bali), aloma (Seram), dan kfamute (Buru). Dalam bahasa ilmiah (latin) tumbuhan ini disebut Cynometra cauliflora.

Diskripsi Namnam. Pohon namnam mempunyai tinggi antara 3-10 meter. Batangnya tegak, bulat, berwarna abu-abu kecoklatan, dan berbonggol-bonggol.

Daun namnam atau kopi anjing majemuk dengan sepasang anak daun berbentuk lonjong dengan panjang antara 5-15 cm. Daun berwarna putih atau merah jambu terang ketika masih muda dan berubah menjadi hijau tua mengkilat ketika tua.


Buah namnam (kopi anjing) yang eksotis

Bunga kopi anjing majemuk yang tumbuh di batabg dan cabang. Buahnya berbentuk polong dengan daging yang tebal. Bentuk buah lonjong berwarna coklat atau kekuningan dengan permukaan yang kasar dan keriput. Buah namnam berukuran antara 3-9 cm dengan ketebalan antara 2-6 cm. Saat masak buah berasa asam agak manis. Di dalam buah namnam terdapat sebutir biji berbentuk pipih.

Meskipun belum diketahui dengan pasti asal usulnya namun sejumlah pihak menyakini pohon namnam merupakan tumbuhan asli Indonesia. Namnam diketahui ditanam di hampir seluruh wilayah di Indonesia, Asia Tenggara, dan India.

Manfaat Buah Namnam. Pohon namnam banyak ditanam sebagai penghias halaman. Buahnya dapat dimakan langsung atau dijadikan bahan rujak, asinan atau manisan. Buahnya juga dapat digunakan campuran sambal.

Beberapa bagian tanaman namnam atau kopi anjing (Cynometra cauliflora) ternyata mempunyai manfaat sebagai obat herbal. Rebusan daun muda pohon eksotis ini berkhasiat menringankan gejala mencret atau diare. Rebusan daun namnam juga dapat digunakan untuk melancarkan air seni dan mengobati penyakit kencing batu.

Pohon unik dan eksotis benama namnam ini pulalah yang ditanam mantan Presiden RI, Soeharto di Taman Mini Indonesia Indah saat perayaan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika di tahun 2005 silam.

Rasanya pasti akan nikmat sekali jika mengadakan kopdar blogger di dekat pohon namnam sembari ngerujak buahnya bareng-bareng. Siapa, mau?

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Plantae; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Genus: Cynometra; Spesies: Cynometra cauliflora. Nama Indonesia: Namnam, kopi anjing.

Referensi dan gambar: id.wikipedia.org/wiki/Namnam